Alinea

1.  Pengertian


       Alinea, dari kata Latin a linea, merujuk pada pilcrow (¶) yang menandakan paragraf baru. Penjelasan singkatnya, alinea disebut juga paragraf atau bait adalah suatu pertanda dari sebagian cerita, dimana ditandai dengan menjorok kedalamnya baris pertama pada paragraf dari pada baris-baris lainya.

2.  Macam-Macam Alinea

       A.  Berdasarkan sifat dan tujuannya, alinea dapat dibedakan menjadi :
             Alinea Pembuka
             Alinea Penghubung
             Alinea Penutup
       B.  Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat dibedakan menjadi :
            Alinea persuatif
            Alinea argumentatif
            Alinea naratif
            Alinea deskriptif
            Alinea ekspositoris
      C.  Berdasarkan fungsi, alinea dapat dibedakan menjadi :
           Alinea Pembuka
           Alinea Pengembang
           Alinea Penutup

3.  Syarat-syarat Pembentukan  Alinea

      Adapun syarat - syarat dari alinea yaitu :
      1.  Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu
           hal suatu hal tertentu.
      2.  Koherensi, (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk
           alinea itu).
      3.  Perkembangan alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan 
           yang membina alinea-alinea itu)
      4.  Efektif, dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

4.  Macam-macam Bentuk Penempatan Kalimat Topik

      A.  Contoh paragraf atau alinea dengan kalimat topik di awal paragraf (Deduktif):
       
            Lukisan-lukisan itu dirampas rejim Nazi selama berkuasa dari 1933 sampai 1945, dari para kolektor Yahudi. Para kolektor Yahudi dipaksa menjual koleksi lukisan mereka dengan harga sangat murah atau lukisan mereka dirampas begitu saja setelah dinyatakan sebagai karya seni tidak bermutu.

       B.  Contoh paragraf atau alinea dengan kalimat topik di akhir paragraf (Induktif) :
             
             Majalah "Focus" memberitakan, ayah Cornelius Gurlitt adalah seorang pedagang dan kolektor lukisan yang cukup terkenal selama Perang Dunia II, Hildebrand Gurlitt. Setelah Nazi naik ke tampuk kekuasaan, ia sempat dipecat dari jabatannya sebagai Direktur Musium Hamburg. Namun karena ia punya jaringan luas di dunia seni, ia akhirnya ditugaskan untuk menjual karya seni rampasan Nazi.

       C.  Contoh paragraf atau alinea dengan kalimat topik di awal dan di akhir paragraf (Deduktif-Induktif) :

             Rejim Nazi menyita dan menyimpan ribuan lukisan milik warga Yahudi selama perang. Hildebrand Gurlitt lalu menyembunyikan lukisan-lukisan tersebut setelah perang. Kepada pihak berwenang ia mengatakan, semua lukisan sudah hancur terbakar dalam serangan bom selama perang. Ternyata ia mewariskan barang-barang berharga itu kepada anaknya.

Perkembangan Alinea

1.  Klasifikasi


       A.  Klimaks Dan Anti Klimaks
             Perkembanagn gagasan dalam sebuah alinea dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu gagasan utama yang mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan bawahan disusun dengan sekian macam sehingga tiap gagasan yang berikut lebih tinggi kepentingannya dari gagasan sebelumnya.
            Variasi dari klimaks adalah antiklimaks yaitu, penulis memulai dari gagasan yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan yang lebih rendah dan semakin rendah.

       B.  Sudut Pandangan
            Yang dimaksud sudut pandangan adalah tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Tapi, sudut pandang pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari atas atau dari bawah. Tetapi, bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu. Bagaimana seseorang menggambarkan isi sebuah ruang? Pertama-tama ia harus mengambil sebuah posisi tertentu, kemudian secara perlahan-lahan berurutan menggambarkan barang demi barang yang terdapat dalam ruangan tersebut, dimulai dari yang paling dekat berangsur-angsur kebelakang. Sebab itu, urutan ini juga disebut urutan ruang-ruang. 

       C.  Perbandingan Dan Pertentangan
            Yaitu suatu cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan / perbedaan antara dua orang bjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan, bagaimana politik pendidikan yang dijalankannya dengan memperhatikan pola segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu. Maksudnya untuk sampai kepada suatu penilain yang relatif mengenai ke dua tokoh tersebut. Segi-segi perbandingan dan pertentangan harus disusun sekian macam sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.

       D.  Analogi
             Bila perbandingan dipertentangan memberi sejumlah ketidaksamaan dan perbedaan antar 2 hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari 2 hal yang berbeda tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi/ fungsi dari kedua hal tadi sebagai menunjukkan kesamaan-kesamaan antara 2 barang/ hal yang berlainan kelasnya. Bila seorang mengatakan: Awan dari ledakan bom atom itu, membentuk sebuah cendawan raksasa, maka perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawan. Merupakan sebuah analogi sebab kedua hal itu sangat bebeda kelasnya, keduali kesamaan bentuknya.

       E.  Contoh
            Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya, atau generalisasi-generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga daapt difahami oleh pmebaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat yang umum itu maka sering dipergunakan contoh-contoh yang konkret, yang mengambil tempat dalam sbuah alinea, tetapi harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang. Tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis dan hal ini pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan yang paling efektif untuk setiap pengarang.

       F. Proses
           Sebuah dasar lain yang dapat juga dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah alinea dapat disusun secara teratur adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian/ peristiwa.

Dalam menyusun sebuah proses diperlukan hal-hal sebagai berikut:


#  Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh
#  Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya, bila tahap-tahap kejadian ini
    berlangsung dalam waktu-waktu yang berlainan, maka penulis harus memisahkan dan mengurutkannya
    secara kronologis
#  Penulis harus menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga pembacaan dapat melihat
    seluruh proses itu dengan jelas.Sehigga proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
    bagaimana mengerjakan hal itu? Bagaimana bekerjanya? Bagaimana barang itu disusun? Bagaimana hal itu
    terjadi?.

       G.  Sebab-Akibat
             Perkembangan sebuah alinea dapat juga pula dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat sebagai dasar, dan hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi daapt juga dibalik akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciaanya.
              Persoalannya sebab akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses, bila proses itu dipecah-pecahkan untuk mencari hubungan antara bagian-bagianya, maka proses itu dapat dinamakan proses kausal/ proses sebab akibat. Sebuah variasi dari sebab akibat ini adalah pemecahan masalah, pemecahan maslah yang bertolak dari hubungan kausal, tetapi tidak berhenti disitu saja, ia masih berjalan lebih lanjut menunjukkan jalan-jalan keluar untuk menjauhkan sebab-sebab tersebut atau menjauhkan akibat yang dihasilkan oleh sebab-sebab.

       H.  Umum-Khusus Dan Khusus-Umum
             Kedua cara ini, yaitu umum-khusus dan khusus-umum cara ini merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah alinea secara teratu. Dalam hal yang pertama gagasan utamanya di tempatkan pada awal alinwa, serta pengkhususan atau perincian-perincianya terdapat dalam kalimat berikutnya, sebaliknya dalam hal yang kedua mula-muladikemukakan perincianya, kemudian pada akhir alinea generalisasinya. Jadi yang satu bersifat deduktif, sedangkan lainnya bersifat induktif.
             Sebuah variasi dalam kedua jenis alinea itu adalah semacam penggabungan. Yaitu pada awal alinea terdapat gagasan utamanya ( jadi bersifat umum-khusus). Tetapi pada akhir alinea gagasan utama tadi diulang sekali lagi ( jadi bersifat khusus-umum ).

       I.  Klasifikasi
           Yang dimaksud dengna klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompkkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab itu klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan.yaitu pertama, mempersatukan satuan-satuan kedalam kelompok, dan kedua, memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain. Dengan demikian klasifikasi mempunyai persamaan-persamaan tertentu baik dengan pertentangan dan perbandingan maupun dengan umum-khusus dan khusus-umum

       J.  Definisi luas
            Yang dimaksud definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal. Disini kita tidak menghadapi hanya satu kalimat ( lihat definisi dalam baggian tentang kalimat), tetapi suatu rangkaian kalimat yag membentuk sebuah alinea. Malahan kadang-kadang untuk memberi pengertian yang bulat tentang pengertian itu, satu alinea dianggap belum cukup, sehingga diperlukan rangkaian dari pada alinea-alinea. Malahan dapat pulan dalam bentuk sebuah buku. Namun prinsip-prinsip definisi tetap sama. Di sini kita lebih sering menghadapi sebuah definisi luas daripada definisi formal biasa, atau definisi dengan menerapkan etimmologi kata atau istilah tersebut.
             Cara apapun yang dipergunakan untuk memperoloh kebulatan alinwa, prinsip kesatuan ide, perpaduan ( koherensi ) dan perkembangan yang baik tidak boleh dilanggar begitu saja. Pelanggaran atas prinsip-prinsip tersebut mengakibatkan tergangunya konsentrasi atas ide sentralnya.

       K.  Perkembangan Dan Kepaduan Antar Alinea
             Kesatuan-kesatuan yang kita sebut alinea ini tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar, entah berupa bab maupun untu yang berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena alinea merupakan unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar hubungan antara alinwa yang satu dengan alinea yang lain, yang bersama-sama membentuk unit yang lebih besar itu terjalin dengan baik.
             Tiap tulisan yang baik selalu akan berlolak dari sebuah tesis karya ilmiah. Tesis itulah yang dikembangkan dalam alinea-alinea yang mempunyai pertaliann yang jelas, baik pertalian dalam perkembangan gagasan maupun perpaduan alinea-alineanya. Karena hubungan yang jelas itulah pembaca dapat mengikuti uraian itu dengan jelas dan mudah.
             Seperti halnya dengan alinea, maka perpaduan antara alinea dapat juga dijamin dengan cara-cara seperti yang telah digunakan dalam sebuah alinea yaitu: repitisi yang dinamakan anafora. Anafora adalah perulangan kata yang sama pada kalimat yang berurutan atau dalam hal ini juga pada awal alinea yang berurutan. Disamping kata-kata kunci bisa dipergunakan kata ganti.

Artikel

Ratusan Lukisan Rampasan Nazi Ditemukan

          Seorang Jerman menyimpan ratusan lukisan terkenal rampasan Nazi di rumahnya. Diantaranya lukisan dari Pablo Picasso, Henri Matisse, Marc Chagall dan Max Liebermann.
          Seorang warga München menyimpan sekitar 1.400 lukisan dan sketsa rampasan rejim Nazi di rumahnya. Lukisan-lukisan terkenal itu selama ini dianggap hilang. Diantaranya puluhan lukisan dari Pablo Picasso, Henri Matisse, Marc Chagall, Paul Klee, Emil Nolde dan Max Liebermann.
          Lukisan-lukisan itu dirampas rejim Nazi selama berkuasa dari 1933 sampai 1945, dari para kolektor Yahudi. Para kolektor Yahudi dipaksa menjual koleksi lukisan mereka dengan harga sangat murah atau lukisan mereka dirampas begitu saja setelah dinyatakan sebagai karya seni tidak bermutu.
          Menurut majalah berita "Focus", lukisan-lukisan itu ditemukan di rumah seorang warga München Cornelius Gurlitt yang berusia sekitar 80 tahun dan hidup sendiri. Lukisan itu disimpan di samping tumpukan sampah dan makanan kaleng yang sudah kadaluarsa.
          Gurlitt sempat diperiksa petugas pajak dalam perjalanan ke Swiss karena membawa uang tunai 9.000 Euro pada tahun 2010. Petugas pajak menjadi curiga dan menguntit pria tersebut. Awal 2012, polisi lalu menggeledah rumahnya dan menemukan lukisan-lukisan itu. Tapi kasus tersebut dirahasiakan polisi sampai akhirnya diungkap majalah "Focus".
          Majalah "Focus" memberitakan, ayah Cornelius Gurlitt adalah seorang pedagang dan kolektor lukisan yang cukup terkenal selama Perang Dunia II, Hildebrand Gurlitt. Setelah Nazi naik ke tampuk kekuasaan, ia sempat dipecat dari jabatannya sebagai Direktur Musium Hamburg. Namun karena ia punya jaringan luas di dunia seni, ia akhirnya ditugaskan untuk menjual karya seni rampasan Nazi.
          Rejim Nazi menyita dan menyimpan ribuan lukisan milik warga Yahudi selama perang. Hildebrand Gurlitt lalu menyembunyikan lukisan-lukisan tersebut setelah perang. Kepada pihak berwenang ia mengatakan, semua lukisan sudah hancur terbakar dalam serangan bom selama perang. Ternyata ia mewariskan barang-barang berharga itu kepada anaknya.
          Cornelius Gurlitt sempat menjual beberapa lukisan di Jerman dan Swiss dan hidup dari uang penjualan itu. Ketika polisi menyita lukisannya, ia tidak melakukan perlawanan. Barang-barang tersebut saat ini disimpan di kantor pajak Garching. Seorang ahli sejarah seni ditugaskan memeriksa keasliannya.Menurut pengamat hukum, jika pemilik lukisan-lukisan itu tidak bisa diidentifikasi lagi, maka karya-karya tersebut harus dikembalikan kepada pemiliknya yang sekarang. Ia mungkin hanya menghadapi gugatan penggelapan pajak.


Sumber Referensi:

* http://raipeza24.blogspot.com/2011/10/pengertian-paragraf-alenia.html/

* http://mziadilmi.blogspot.com/2013/01/pengertianstrukturtujuanmacam.html/

* http://www.dw.de/ratusan-lukisan-rampasan-nazi-ditemukan/a-17202909?maca=ind-rss-ind-all-1487-rdf/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Alinea/



Kalimat Efektif


1. Pengertian


    Kalimat adalah rangkaian kata yang memiliki makna atau ungkapan. Dari sisi pendengar, kalimat yang diutarakan bisa berisi perintah, pertanyaan, atau penjelasan. Lalu dari sisi penutur, kalimat mengandung ungkapan atau makna tertentu. Kata efektif umumnya bermakna tepat guna. Makna Kalimat efektif adalah kalimat yang tepat secara pemilihan kosa kata, susunan kalimat, penyesuaian pendengar, dan ketepatan pengucapan kalimat dalam kondisi kebahasaan tertentu. Berikut beberapa definisi kalimat efektif berdasarkan para ahli bahasa:

          1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)

          2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

          3.Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

          4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

2. Hal-hal Yang Berhubungan Dengan Kalimat Efektif


     Hal yang berhubungan dengan kalimat efektif adalah Alinea. Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat . Alinea disebut juga paragraf.
     Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.

Syarat-syarat pembentukan Alinea :

1. Kesatuan : Semua kalimat yang mendukung alinea secara bersama-sama mendukung sebuah ide.
2. Koherensi : Saling berhubungan sebuah kalimat dengan kalimat lainnya yang membentuk sebuah alinea.
3. Pengembangan : Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan menggunakan kalimat pendukung.
4. Efektif : Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

Pola Pengembangan Alinea :

A.  Alinea deduktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian awal kalimat.
B.  Alinea induktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat.
C.  Alinea campuran : Kalimat utamanya terletak di awal dan ditegaskan kembali pada bagian akhir.
D.  Alinea diskriptif : Kalimat utama yang tersirat pada seluruh kalimat di paragraph tersebut.

     Disetiap alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah kalimat penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.

A.  Kalimat Utama

      Biasanya kalimat utama diletakkan pada awal kalimat, tetapi kalimat utama bisa diletakkan ditengah maupun diakhir kalimat. Kalimat utama adalah kalimat inti dari sebuah gagasan yang berisi sebuah pernyataan dan akan dijelaskan oleh kalimat penjelas.

B.  Kalimat Penjelas

      Kalimat Penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan ide dari kalimat utama suatu paragraph.

Ide Pokok memiliki berbagai ciri-ciri. Ciri-ciri Ide Pokok antara lain sebagai berikut:

A.  Berupa pikiran utama atau gagasan utama.
B.  Mengandung pokok persoalan atau inti persoalan.
C.  Letak ide pokok di awal paragraf(deduktif),akhir paragraf(induktif),awal dan akhir paragraf(deduktif induktif),dan menyebar diseluruh kalmat(paragraf narasi dan deskripsi).
D.  Dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama atau kalimat topik.
E.   Ide pokok dituangkan dalam satu kalimat dan kalimat tersebut disebut juga kalimat utama.
F.   Biasanya kalimat utama dapat diidentifikasi dengan mudah.Kata kunci yang menunjukan

Macam macam paragraf menurut letak atau keberadaan kalimat utamnya antara lain sebagai berikut:

A.   Paragraf Deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utamaatau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama. Kemudian disusul dengan kalimat-kalimat penjelas.

Contoh: 
            Lukisan-lukisan itu dirampas rejim Nazi selama berkuasa dari 1933 sampai 1945, dari para kolektor Yahudi. Para kolektor Yahudi dipaksa menjual koleksi lukisan mereka dengan harga sangat murah atau lukisan mereka dirampas begitu saja setelah dinyatakan sebagai karya seni tidak bermutu.

B.   Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Mula mula dikemukakan fakta fakta ataupun uraian uraian. Kemudian dari fakta fakta itu penulis menggeneralisasikannya ke dalam sebuah kalimat.

Contoh:
             Majalah "Focus" memberitakan, ayah Cornelius Gurlitt adalah seorang pedagang dan kolektor lukisan yang cukup terkenal selama Perang Dunia II, Hildebrand Gurlitt. Setelah Nazi naik ke tampuk kekuasaan, ia sempat dipecat dari jabatannya sebagai Direktur Musium Hamburg. Namun karena ia punya jaringan luas di dunia seni, ia akhirnya ditugaskan untuk menjual karya seni rampasan Nazi.

C.   Paragraf Campuran(Deduktif-Induktif) adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan terakhir.Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama.Kalimat terakhir umunya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.

Contoh:
           Rejim Nazi menyita dan menyimpan ribuan lukisan milik warga Yahudi selama perang. Hildebrand Gurlitt lalu menyembunyikan lukisan-lukisan tersebut setelah perang. Kepada pihak berwenang ia mengatakan, semua lukisan sudah hancur terbakar dalam serangan bom selama perang. Ternyata ia mewariskan barang-barang berharga itu kepada anaknya.


Sumber Referensi:

* http://boltx.heck.in/pengertian-ciri-ciri-kalimat-efektif-ser.xhtml/

* http://chanylinesusi.blogspot.com/2013/10/kata-pilihan-kata-serta-kalimat-efektif.html/

* http://www.dw.de/ratusan-lukisan-rampasan-nazi-ditemukan/a-17202909?maca=ind-rss-ind-all-1487-rdf/



Kata dan Pemilihan Kata


1.  Pengertian Kata.


     Kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
     
     Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata:
     A. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa
         B.  Konversasi, bahasa
        C.  Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
       D.  Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)
     
     Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sanskerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.

2.  Imbuhan & Bahasa Asing.

     

A. Imbuhan

     Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata - entah di awal, di akhir, di tengah, atau gabungan dari antara tiga itu - untuk membentuk kata baru yang artinya berhubungan dengan kata yang pertama.
     Imbuhan digolongkan berdasarkan posisi penambahannya sebagai berikut:

1.  Prefiks
      Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar. Kata "prefiks" sendiri diserap dari kata "prefix" yang terdiri dari kata dasar "fix" yang berarti "membubuhi" dan prefiks "pre-", yang berarti "sebelum".
     Bahasa Indonesia terutama banyak menggunakan prefiks untuk menurunkan sebuah kata. Dalam studi bahasa Semitik, sebuah prefiks disebut dengan "preformatif", karena prefiks dapat mengubah bentuk kata yang dibubuhinya.

2.  Infiks
     Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata. Beberapa bahasa yang memiliki infiks misalnya bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Tagalog, dan beberapa bahasa lainnya.

3.  Sufiks 
     Surfiks atau akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir sebuah kata. Dalam bahasa Indonesia, "-nya", sebagai contoh adalah sebuah sufiks.

4.  Konfiks 
     Konfiks adalah afiks yang terdiri dari prefiks dan sufiks yang ditempatkan di antara kata dasar. Kata "konfiks" berasal dari bahasa Latin con- (dengan), dan -fix (tambahan). Afiks ini sering dijumpai di dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di Indonesia. 
     

B. Bahasa Asing


    Bahasa asing merupakan bahasa yang tidak digunakan oleh orang yang tinggal di sebuah tempat yang tertentu: misalnya, bahasa Indonesia dianggap sebagai sebuah bahasa yang asing di Australia.
     Bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa yang tidak digunakan di tanah air / negara asal seseorang, misalnya; seorang penutur bahasa Indonesia yang tinggal di Australia boleh mengatakan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang asing untuk dirinya sendiri. Walau bagaimanapun juga, kedua definisi tersebut masihlah kurang meliputi arti 'bahasa asing' secara keseluruhan. Lagipula, istilah 'bahasa asing' kadang-kadang diterapkan dengan cara yang dapat menyesatkan orang lain atau yang kurang tepat.

3.  Upaya Pengindonesiaan


     Di dalam upaya pengIndonesiaan, memang ada beberapa tahap yang dilakukan. Tahap itu antara lain adalah penerjemahan dan penyerapan. Penerjemaahan dilakukan dengan memanfaatkan antara lain, kosakata Bahasa Indonesia sebagai padanannya. Ada pertimbangan dalam penerjemahan itu, yakni ketepatan terjemahan dengan konsepnya. hal ini penting agar istilah terjemahan itu tidak berbeda dengan konsep istilah asingnya. caranya dapat dilakukan melalui terjemahan kata perkata (harafiah) ataupun melalui pengalhan konsepnya. Contoh : Money lundring diterjemahkan dengan pencucian uang. Istilah ini dalam bahasa asingnya terdiri dari dua unsur, yaitu money 'uang' dan undring 'pencucian'.

4.  Definisi Makna Kata


     Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu (Tjiptadi, 1984:19).
Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni makna donatif, makna konotatif, makna leksikal, makna gramatikal.

A.  Makna Denotatif


     Sebuah kata mengandung kata denotatif, bila kata itu mengacu atau menunjukan pengertian atau makna yang sebenarnya. Kata yang mengandung makna denotative digunakan dalam bahasa ilmiah, karena itu dalam bahasa ilmiah seseorang ingin menyampaikan gagasannya. Agar gagasan yang disampaikantidak menimbulkan tafsiran ganda, ia harus menyampaikan gagasannya dengan kata-kata yang mengandung makna denotative.
     Makna denotatif ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan Maskurun (1984:10).

B.  Makna Konotatif


     Sebuah kata mengandung makna konotatif, bila kata-kata itu mengandung nilai-nilai emosi tertentu. Dalam berbahasa orang tidak hanya mengungkap gagasan, pendapat atau isi pikiran. Tetapi juga mengungkapakan emosi-emosi tertentu. Mungkin saja kata-kata yang dipakai sama, akan tetapi karena adanya kandungan emosi yang dimuatnya menyebabkan kata-kata yang diucapkan mengandung makna konotatif disamping mkna denotatif.
      Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan criteria-kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.

C.  Makna Leksikal


     Makna Leksikal ialah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus, istilah leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus. Makna kata yang sesuai dengan kamus inilah kata yang bermakna leksikal. Misalnya : Batin (hati), Belai (usap), Cela (cacat).

D.  Makna Gramatikal 


     Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh dari hasil perstiwa tata bahasa, istilah gramatikal dari kata grammar yang artinya tata bahasa. Makna gramatikal sebagau hasil peristiwa tata bahasa ini sering disebut juga nosi. Misalnya : Nosi-an pada kata gantungan adalah alat.

E. Makna Asosiatif


     Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar bahasa. Ia berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai bahasa, perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai bahasa dan perkembangan kata sesuai kehendak pemakai bahasa. Makna asositif dibagi menjadi beberapa macam, seperti makna kolokatif, makna reflektif, makna stilistik, makna afektif, dan makna interpretatif.

          1. Makna Kolokatif 
              Makna kolokatif lebih berhubungan dengan penempatan makna dalam frase sebuah bahasa. Kata kaya dan miskin terbatas pada kelompok farase. Makna kolokatif adalah makna kata yang ditentukan oleh penggunaannya dalam kalimat. Kata yang bermakna kolokatif memiliki makna yang sebenarnya.

          2. Makna Reflektif
            Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan konseptual yang lain, dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat sacral, suci/tabu terlarang, kurang sopan, atau haram serta diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman sejarah.

           3. Makna Stilistika
            Makna stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau situasi dan lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu sendiri merupakan salah satu cirri pembeda utama dari mahluk lain didunia ini. Mengenai bahasa secara tidak langsung akan berbicara mempelajari kosa kata yang terdapat dalam bahasa yang digunakan pada eaktu komunikasi itu.

            4. Makna Afektif
            Makna ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang digunakan dalam berbahasa.

            5. Makna interpretatif 
           Makna interpretatif adalah makna yang berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan dari pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca atau mendengarkan (parera,1991:72).

5.  Sinonim, Harmonisasi, Hiponim, Polisemi, & Antonim.


A.  Sinonim


     Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.

B.  Harmonisasi


      Harmonisasi adalah penyelarasan beberapa kata sehingga memiliki arti yang lebih beragam.

C.  Hiponim


     Dalam semantik, hiponim adalah suatu kata atau frasa yang maknanya tercakup dalam kata atau frasa lain yang lebih umum, yang disebut hiperonim atau hipernim. Suatu hiponim adalah anggota kelompok dari hiperonimnya dan beberapa hiponim yang memiliki hiperonim yang sama disebut dengan kohiponim.

D.  Polisemi


      Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.

E. Antonim


   Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.



Sumber Referensi:

* http://id.wikipedia.org/wiki/Kata/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Afiks/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Awalan/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Sisipan/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Akhiran/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_asing/

* http://tifaniffa.blogspot.com/2013/10/kata-dan-pilihan-kata.html/

* http://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenis-makna-kata.html/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Antonim/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Polisemi/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Hiponim/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Sinonim/


Peran dan Fungsi Bahasa.

Peran dan fungsi bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada intinya adalah untuk sarana berkomuninkasi. Alat komunikasi yang digunakan untuk mengungkapkan keinginan, perasaan, atau untuk mengungkapkan sesuatu. Selain untuk komunikasi bahasa juga dapat digunakan sebagai identitas seseorang. Misalnya sebagai identitas dari suatu kelompok, suku, atau negara. Sebagai contoh, antara masyarakat yang tinggal di Jawa tengah, Jawa Barat, atau Jawa Timur memiliki gaya bahasa atau logat bahasa yang berbeda, begitu juga untuk daerah-daerah lainya di dunia. Sehingga bias dikatakan kalau bahasa juga bisa bisa diidentifikasi dari letak geografis tempat tinggal si pembicara.
Bahasa Indonesia adalah salah satu dari sekian banyak bahasa nasional yang ada di dunia. Bahasa Indonesia juga memiliki peran penting sebagai alat pemersatu bangsa, mengingat bahwa bangsa Indonesia memiliki banyak sekali suku, adat budaya, dan juga bahasa. Bahkan dalam sumpah pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 bahasa Indonesia disertakan kedalam sumpah para pemuda saat itu.


Gambar 1.1 Kutipan Teks Sumpah Pemuda.



Pengaplikasian bahasa dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai berikut:
1.      Alat Komunikasi baik verbal maupun non verbal.
2.      Sebagai salah satu kekayaan ragam budaya suatu daerah.
3.      Sebagai sarana penyampaian pemikiran, perasaan, atau ungkapan.
4.      Sebagai Identitas suatu kelompok masyarakat.
5.      Sebagai cerminan diri seseorang.


Ragam dan Laras Bahasa.

Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Banyak sekali laras bahasa yang dapat diidentifikasi tanpa batasan yang jelas di antara mereka. Definisi dan kategorisasi laras bahasa pun berbeda antara para ahli linguistik. Salah satu model pembagian laras bahasa yang paling terkemuka diajukan oleh Joos (1961) yang membagi lima laras bahasa menurut derajat keformalanya, yaitu:

1.  Beku.

Ragam beku digunakan pada situasi hikmat dan sangat sedikit memungkinkan keleluasaan seperti pada kitab suci, putusan pengadilan, dan upacara pernikahan.

2.  Resmi.

Ragam resmi digunakan dalam komunikasi resmi seperti pada pidato resmi resmi, rapat resmi, dan jurnal ilmiah.

3.  Konsultatif.

Ragam konsultatif digunakan dalam pembicaraan yang terpusat pada transaksi atau pertukaran informasi seperti dalam percakapan di sekolah dan di pasar.

4.  Santai.

Ragam santai digunakan dalam suasana tidak resmi dan dapat digunakan oleh orang yang belum tentu saling mengenal dengan akrab.

5.  Akrab.

Ragam akrab digunakan di antara orang yang memiliki hubungan  yang sangat akrab dan intim.

Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa  menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaanya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendiri.

Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
       
#   Ragam bahasa undang-undang.
#   Ragam bahasa jurnalistik.
#   Ragam bahasa ilmiah.
#   Ragam bahasa sastra.

Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
1           1.       Ragam lisan yang antara lain meliputi:
           #   Ragam bahasa cakapan.
           #   Ragam bahasa pidato.
           #   Ragam kuliah
           #   Ragam bahasa panggung.

2           2.       Ragam tulis yang antara lain meliputi:
           #   Ragam bahasa teknis.
           #   Ragam bahasa undang-undang.
           #   Ragam bahasa catatan
           #   Ragam bahasa surat.

Ragam bahasa menurut hubungan antara pembicara dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara:
1           1.       Ragam bahasa resmi.
             2.       Ragam bahasa akrab.
             3.       Ragam bahasa semi formal.
             4.       Ragam bahasa santai.
             5.       dan lain sebagainya.

Peran ragam dan laras adalah sebagai kode etik penggunaan bahasa  berdasarkan tempat dan kondisi penggunaan bahasa. Misalnya  pada acara-acara tertentu kita menggunakan tata cara bahasa yang berbeda pula dengan kondisi dan situasi yang berbeda pula. Tapi itulah yang menjadi keunikan dari setiap bahasa. Penggunaan bahasa yang salah juga bisa menimbulakan masalah. Jadi sangat perlu diperhatikan untuk laras dan ragam bahasa ini.


Ini adalah artikel lanjutan dari: http://mkhusnimubarok.blogspot.com/2013/04/mendeteksi-dan-memperbaiki.html


# Strategi menghadapi Deadlock
Strategi untuk menghadapi deadlock dapat dibagi menjadi tiga pendekatan, yaitu:

  1. Mengabaikan adanya deadlock.
  2. Memastikan bahwa deadlock tidak akan pernah ada, baik dengan metode Pencegahan, dengan mencegah empat kondisi deadlock agar tidak akan pernah terjadi. Metode Menghindari deadlock, yaitu mengizinkan empat kondisi deadlock, tetapi menghentikan setiap proses yang kemungkinan mencapai deadlock.
  3. Membiarkan deadlock untuk terjadi, pendekatan ini membutuhkan dua metode yang saling mendukung, yaitu:
  • Pendeteksian deadlock, untuk mengidentifikasi ketika deadlock terjadi.

Pemulihan deadlock, mengembalikan kembali sumber daya yang dibutuhkan pada proses yang memintanya


Sumber Referensi:
* http://priamanka.blogspot.com/2011/11/sinkronisasi-dan-deadlock.html?m=1 * http://ikc.dinus.ac.id/umum/ibam/ibam-os-html/i3.html

Struktur Sistem Operasi
         
                Secara umum, Sistem Operasi adalah software pada lapisan pertama yang ditempatkan pada memori komputerpada saat komputer dinyalakan. Sedangkan software-software lainnya dijalankan setelah Sistem Operasi berjalan, dan Sistem Operasi akan melakukan layanan inti umum untuk software-software itu. Layanan inti umum tersebut seperti akses ke disk, manajemen memori, skeduling task, dan antar-muka user. Sehingga masing-masing software tidak perlu lagi melakukan tugas-tugas inti umum tersebut, karena dapat dilayani dan dilakukan oleh Sistem Operasi. Bagian kode yang melakukan tugas-tugas inti dan umum tersebut dinamakan dengan “kernel” suatu Sistem Operasi.
           
       1. Struktur Sederhana
             Sistem operasi sebagai kumpulan prosedur dimana prosedur dapat saling dipanggil oleh prosedur lain di sistem bila diperlukan. Banyak sistem operasi komersial yang tidak terstruktur dengan baik. Kemudian sistem operasi dimulai dari yang terkecil, sederhana dan terbatas lalu berkembang dengan ruang lingkup originalnya. Contoh dari sistem operasi ini adalah MS-DOS dan UNIX. MS-DOS merupakan sistem operasi yang menyediakan fungsional dalam ruang yang sedikit sehingga tidak dibagi menjadi beberapa modul, sedangkan UNIX menggunakan struktur monolitik dimana prosedur dapat saling dipanggil oleh prosedur lain di sistem bila diperlukan dan kernel berisi semua layanan yang disediakan sistem operasi untuk pengguna. Inisialisasi-nya terbatas pada fungsional perangkat keras yang terbagi menjadi dua bagian yaitu kernel dan sistem program. Kernel terbagi menjadi serangkaian interface dan device driver dan menyediakan sistem file, penjadwalan CPU, manajemen memori, dan fungsi-fungsi sistem operasi lainnya melalui system calls.

Kelebihan Struktur Sederhana:
    1. Layanan dapat dilakukan sangat cepat karena terdapat di satu ruang alamat.

Kekurangan Struktur Sederhana:
    1. Pengujian dan penghilangan kesalahan sulit karena tidak dapat dipisahkan dan dilokalisasi.
    2. Sulit dalam menyediakan fasilitas pengamanan.
  3. Merupakan pemborosan bila setiap komputer harus menjalankan kernel monolitik sangat besar sementara sebenarnya tidak memerlukan seluruh layanan yang disediakan kernel.
    4. Tidak fleksibel.
    5. Kesalahan pemograman satu bagian dari kernel menyebabkan matinya seluruh sistem.
      
     2. Sistem Berlapis (layered system)
         Sistem operasi dibentuk secara hirarki berdasar lapisan-lapisan, dimana lapisan-lapisan bawa memberi layanan lapisan lebih atas. Lapisan yang paling bawah adalah perangkat keras, dan yang paling tinggi adalah user-interface. Sebuah lapisan adalah implementasi dari obyek abstrak yang merupakan enkapsulasi dari data dan operasi yang bisa memanipulasi data tersebut. Struktur berlapis dimaksudkan untuk mengurangi kompleksitas rancangan dan implementasi sistem operasi. Tiap lapisan mempunyai fungsional dan antarmuka masukan-keluaran antara dua lapisan bersebelahan yang terdefinisi bagus.
Sedangkan menurut Tanenbaum dan Woodhull, sistem terlapis terdiri dari enam lapisan, yaitu:

Lapis 5 – The operator
Berfungsi untuk pemakai operator.
Lapis 4 – User programs
Berfungsi untuk aplikasi program pemakai.
Lapis 3 – I/O management
Berfungsi untuk menyederhanakan akses I/O pada level atas.
Lapis 2 -Operator-operator communication
Berfungsi untuk mengatur komunikasi antar proses.
Lapis 1 -Memory and drum management
Berfungsi untuk mengatur alokasi ruang memori atau drum magnetic.
Lapis 0 -Processor allocation and multiprogramming
Berfungsi untuk mengatur alokasi pemroses dan switching, multi programming dan pengaturan prosessor.


    3. Mesin Virtual ( Virtual Machine )
    Mesin virtual mempunyai sistem timesharing yang berfungsi untuk ,menyediakan kemampuan untuk multiprogramming dan perluasan mesin dengan antarmuka yang lebih mudah.
Struktur Mesin virtual ( CP/CMS, VM/370 ) terdiri atas komponen dasar utama :\
Control Program, yaitu virtual machine monitor yang mengatur fungsi ari prosessor, memori dan piranti I/O. Komponen ini berhubungan langsung dengan perangkat keras.
Conventional Monitor System, yaitu sistem operasi sederhanayang mengatur fungsi dari proses, pengelolaan informasi dan pengelolaan piranti.

Kelebihan Mesin virtual ( Virtual Machine ):
  1. Konsep mesin virtual menyediakan proteksi yang lengkap untuk sumber daya system sehingga masing-masing mesin virtual dipisahkan mesin virtual yang lain. Isolasi ini tidak memperbolehkan pembagian sumber daya secara langsung.
    2. Sistem mesin virtual adalah mesin yang sempurna untuk riset dan pengembangan system operasi.
  3. Pengembangan system dikerjakan pada mesin virtual, termasuk di dalamnya mesin fisik dan tidak mengganggu operasi system yang normal.

Kekurangan Mesin virtual ( Virtual Machine ):
     1. Konsep mesin virtual sangat sulit untuk mengimplementasikan kebutuhan dan duplikasi yang tepat pada mesin yang sebenarnya.



    4. Client-Server Model
      Mengimplementasikan sebagian besar fungsi sistem operasi pada mode pengguna (user mode). Sistem operasi merupakan kumpulan proses dengan proses-proses dikategorikan sebagai server dan client, yaitu :
Server, adalah proses yang menyediakan layanan.
Client, adalah proses yang memerlukan/meminta layanan.

      Proses client yang memerlukan layanan mengirim pesan ke server dan menanti pesan jawaban. Proses server setelah melakukan tugas yang diminta, mengirim hasil dalam bentuk pesan jawaban ke proses client. Server hanya menanggapi permintaan client dan tidak memulai dengan percakapan client. Kode dapat diangkat ke level tinggi, sehingga kernel dibuat sekecil mungkin dan semua tugas diangkat ke bagian proses pemaka. Kernel hanya mengatur komunikasi antara client dan server. Kernel yang ini popular dengan sebutan mikrokernel.

Kelebihan Client-Server Model:
    1. Pengembangan dapat dilakukan secara modular.
    2. Kesalahan (bugs) di satu subsistem (diimplementasikan sebagai satu proses) tidak merusak subsistem
        subsistem lain, sehingga tidak mengakibatkan satu sistem mati secara keseluruhan.
    3. Mudah diadaptasi untuk sistem tersebar.

Kekurangan Client-Server Model:
    1. Layanan dilakukan lambat karena harus melalui pertukaran pesan.
    2. Pertukaran pesan dapat menjadi bottleneck.
    3. Tidak semua tugas dapat dijalankan di tingkat pemakai (sebagai proses pemakai).


    5. Sistem Berorientasi Objek
       Sisten operasi merealisasikan layanan sebagai kumpulan proses disebut sistem operasi bermodel proses. Pendekatan lain implementasi layanan adalah sebagai objek-objek. Sistem operasu yang distrukturkan menggunakan objek disebut sistem operasi berorientasi objek. Pendekatan ini dimaksudkan untuk mengadopsi keunggulan teknologi berorientasi objek. Pada sistem yang berorientasi objek, layanan diimplementasikan sebagai kumpulan objek. Objek mengkapsulkan struktur data dan sekumpulan operasi pada struktur data itu. Tiap objek diberi tipe yang menandadi properti objek seperti proses, direktori, berkas, dan sebagainya. Dengan memanggil operasi yang didefinisikan di objek, data yang dikapsulkan dapat diakses dan dimodifikasi. Model ini sungguh terstruktur dan memisahkan antara layanan yang disediakan dan implementasinya. Sistem operasi MS Windows NT telah mengadopsi beberapa teknologi berorientasi objek tetapi belum keseluruhan.

Kelebihan Sistem Berorientasi Objek:
     1. Terstruktur dan memisahkan antara layanan yang disediakan dan implementasinya.

Kekurangan Sistem Berorientasi Objek:
    1. Sistem operasi MS Windows NT telah mengadopsi beberapa teknologi berorientasi objek tetapi belum keseluruhan.

  







Sumber Referensi:
* itinix

Model Osi / Osi Layer
           
        Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model).
           
         Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
  1. Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.
  2. Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
  3. Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.
           
           Pemerintah Amerika Serikat mencoba untuk mendukung protokol OSI Reference Model dalam solusi jaringan pemerintah pada tahun 1980-an, dengan mengimplementasikan beberapa standar yang disebut dengan Government Open Systems Interconnection Profile (GOSIP). Meski demikian. usaha ini akhirnya ditinggalkan pada tahun 1995, dan implementasi jaringan yang menggunakan OSI Reference model jarang dijumpai di luar Eropa.
             OSI Reference Model pun akhirnya dilihat sebagai sebuah model ideal dari koneksi logis yang harus terjadi agar komunikasi data dalam jaringan dapat berlangsung. Beberapa protokol yang digunakan dalam dunia nyata, semacam TCP/IP, DECnet dan IBM Systems Network Architecture (SNA) memetakan tumpukan protokol (protocol stack) mereka ke OSI Reference Model. OSI Reference Model pun digunakan sebagai titik awal untuk mempelajari bagaimana beberapa protokol jaringan di dalam sebuah kumpulan protokol dapat berfungsi dan berinteraksi.




OSI Reference Model memiliki tujuh lapis, yakni sebagai berikut:
    
      1. Lapisan Fisik (Physical Layer)
  
       Lapisan Fisik (Physic Layer) adalah lapisan pertama dalam model referensi jaringan OSI (lapisan ini merupakan lapisan terendah) dari tujuh lapisan lainnya. Lapisan ini mendefinisikan antarmuka dan mekanisme untuk meletakkan bit-bit data di atas media jaringan (kabel, radio, atau cahaya). Selain itu, lapisan ini juga mendefinisikan tegangan listrik, arus listrik, modulasi, sinkronisasi antar bit, pengaktifan koneksi dan pemutusannya, dan beberapa karakteristik kelistrikan untuk media transmisi (seperti halnya kabel UTP/STP, kabel koaksial, atau kabel fiber-optic). Protokol-protokol pada level fisik mencakup IEEE 802.3, RS-232C, dan X.21. Repeater, transceiver, kartu jaringan/network interface card (NIC), dan pengabelan beroperasi di dalam lapisan ini.

     2. Lapisan Tautan Data (Data Link Layer)

         Lapis Tautan Data (Data Link Layer) adalah lapisan kedua dari bawah dalam model OSI, yang dapat melakukan konversi frame-frame jaringan yang berisi data yang dikirimkan menjadi bit-bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan fisik. Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen local area network (LAN) yang sama. Lapisan ini bertanggungjawab dalam membuat frame, flow control, koreksi kesalahan dan pentransmisian ulang terhadap frame yang dianggap gagal. MAC address juga diimplementasikan di dalam lapisan ini. Selain itu, beberapa perangkat seperti Network Interface Card (NIC), switch layer 2 serta bridge jaringan juga beroperasi di sini.
   Tugas utama dari data link layer adalah sebagai fasilitas transmisi data mentah dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum diteruskan ke Network Layer, lapisan data link melaksanakan tugas ini dengan memungkinkan pengirim memecah-mecah data input menjadi sejumlah data frame (biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian lapisan data link mentransmisikan frame tersebut secara berurutan dan memproses acknowledgement frame yang dikirim kembali oleh penerima. Karena lapisan fisik menerima dan mengirim aliran bit tanpa mengindahkan arti atau arsitektur frame, maka tergantung pada lapisan data-link-lah untuk membuat dan mengenali batas-batas frame itu. Hal ini bisa dilakukan dengan cara membubuhkan bit khusus ke awal dan akhir frame.

      3. Lapisan Jaringan (Network Layer)

        Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI. Lapisan ini bertanggung jawab untuk melakukan beberapa fungsi berikut:
  • Pengalamatan logis dan melakukan pemetaan (routing) terhadap paket-paket melalui jaringan.
  • Membuat dan menghapus koneksi dan jalur koneksi antara dua node di dalam sebuah jaringan.
  • Mentransfer data, membuat dan mengkonfirmasi penerimaan, dan mengeset ulang koneksi.
       Lapisan jaringan juga menyediakan layanan connectionless dan connection-oriented terhadap lapisan transport yang berada di atasnya. Lapisan jaringan juga melakukan fungsinya secara erat dengan lapisan fisik (lapisan pertama) dan lapisan data-link (lapisan kedua) dalam banyak implementasi protokol dunia nyata.
      Dalam jaringan berbasis TCP/IP, alamat IP digunakan di dalam lapisan ini. Router IP juga melakukan fungsi routing-nya di dalam lapisan ini.



     4. Lapisan Transpor (Transport Layer)
  
       Lapisan transpor atau transport layer adalah lapisan keempat dari model referensi jaringan OSI. Lapisan transpor bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol yang terletak di atasnya. Layanan yang dimaksud antara lain:
  • Mengatur alur (flow control) untuk menjamin bahwa perangkat yang mentransmisikan data tidak mengirimkan lebih banyak data daripada yang dapat ditangani oleh perangkat yang menerimanya.
  • Mengurutkan paket (packet sequencing), yang dilakukan untuk mengubah data yang hendak dikirimkan menjadi segmen-segmen data (proses ini disebut dengan proses segmentasi/segmentation), dan tentunya memiliki fitur untuk menyusunnya kembali.
  • Penanganan kesalahan dan fitur acknowledgment untuk menjamin bahwa data telah dikirimkan dengan benar dan akan dikirimkan lagi ketika memang data tidak sampai ke tujuan.
  • Multiplexing, yang dapat digunakan untuk menggabungkan data dari bebeberapa sumber untuk mengirimkannya melalui satu jalur data saja.
  • Pembentukan sirkuit virtual, yang dilakukan dalam rangka membuat sesi koneksi antara dua node yang hendak berkomunikasi.
        Contoh dari protokol yang bekerja pada lapisan transport adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP) yang tersedia dari kumpulan protokol TCP/IP. semoga membantu

     5. Lapisan Sesi (Session Layer)

        Lapisan sesi atau Session layer adalah lapisan kelima dari bawah dalam model referensi jaringan OSI, yang mengizinkan sesi koneksi antara node dalam sebuah jaringan dibuat atau dihancurkan. Lapisan sesi tidak tahu menahu mengenai efisiensi dan keandalan dalam transfer data antara node-node tersebut, karena fungsi-fungsi tersebut disediakan oleh empat lapisan di bawahnya dari dalam model OSI (lapisan fisik, lapisan data-link, lapisan jaringan dan lapisan transport). Lapisan sesi bertanggung jawab untuk melakukan sinkronisasi antara pertukaran data antar komputer, membuat struktur sesi komunikasi, dan beberapa masalah yang berkaitan secara langsung dengan percakapan antara node-node yang saling terhubung di dalam jaringan. Lapisan ini juga bertanggung jawab untuk melakukan fungsi pengenalan nama pada tingkat nama jaringan logis dan juga menetapkan [[[port TCP|port-port komunikasi]]. Sebagai contoh, protokol NetBIOS dapat dianggap sebagai sebuah protokol yang berjalan pada lapisan ini.
        Lapisan sesi dari model OSI tidak banyak diimplementasikan di dalam beberapa protokol jaringan populer, seperti halnya TCP/IP atau IPX/SPX. Akan tetapi, tiga lapisan tertinggi di dalam model OSI (lapisan sesi, lapisan presentasi, dan lapisan aplikasi) seringnya disebut sebagai sebuah kumpulan yang homogen, sebagai sebuah lapisan aplikasi saja.

     6. Lapisan Presentasi (Presentation Layer)

         Lapisan Presentasi adalah lapisan keenam dari bawah dalam model referensi jaringan terbuka OSI. Pada lapisan ini terjadi pembuatan struktur data yang didapatnya dari lapisan aplikasi ke sebuah format yang dapat ditransmisikan melalui jaringan. Lapisan ini juga bertanggungjawab untuk melakukan enkripsi data, kompresi data, konversi set karakter (ASCII, Unicode, EBCDIC, atau set karakter lainnya), interpretasi perintah-perintah grafis, dan beberapa lainnya. Dalam arsitektur TCP/IP yang menggunakan model DARPA, tidak terdapat protokol lapisan ini secara khusus.

     7. Lapisan Aplikasi (Application Layer)
           
        Lapisan aplikasi adalah suatu terminologi yang digunakan untuk mengelompokkan protokol dan metode dalam model arsitektur jaringan komputer. Baik model OSI maupun TCP/IP memiliki suatu lapisan aplikasi.
        Dalam TCP/IP, lapisan aplikasi mengandung semua protokol dan metode yang masuk dalam lingkup komunikasi proses-ke-proses melalui jaringan IP (Internet Protocol) dengan menggunakan protokol lapisan transpor untuk membuat koneksi inang-ke-inang yang mendasarinya. Sedangkan dalam model OSI, definisi lapisan aplikasi lebih sempit lingkupnya, membedakan secara eksplisit fungsionalitas tambahan di atas lapisan transpor dengan dua lapisan tambahan: lapisan sesi dan lapisan presentasi. OSI memberikan pemisahan modular yang jelas fungsionalitas lapisan-lapisan ini dan memberikan implementasi protokol untuk masing-masing lapisan.
Penggunaan umum layanan lapisan aplikasi memberikan konversi semantik antara proses-proses aplikasi yang terkait. Contoh layanan aplikasi antara lain adalah berkas virtual, terminal virtual, serta protokol transfer dan manipulasi kerja.
           





Sumber Referensi: