Kata dan Pemilihan Kata


1.  Pengertian Kata.


     Kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
     
     Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata:
     A. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa
         B.  Konversasi, bahasa
        C.  Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
       D.  Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)
     
     Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sanskerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.

2.  Imbuhan & Bahasa Asing.

     

A. Imbuhan

     Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata - entah di awal, di akhir, di tengah, atau gabungan dari antara tiga itu - untuk membentuk kata baru yang artinya berhubungan dengan kata yang pertama.
     Imbuhan digolongkan berdasarkan posisi penambahannya sebagai berikut:

1.  Prefiks
      Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar. Kata "prefiks" sendiri diserap dari kata "prefix" yang terdiri dari kata dasar "fix" yang berarti "membubuhi" dan prefiks "pre-", yang berarti "sebelum".
     Bahasa Indonesia terutama banyak menggunakan prefiks untuk menurunkan sebuah kata. Dalam studi bahasa Semitik, sebuah prefiks disebut dengan "preformatif", karena prefiks dapat mengubah bentuk kata yang dibubuhinya.

2.  Infiks
     Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata. Beberapa bahasa yang memiliki infiks misalnya bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Tagalog, dan beberapa bahasa lainnya.

3.  Sufiks 
     Surfiks atau akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir sebuah kata. Dalam bahasa Indonesia, "-nya", sebagai contoh adalah sebuah sufiks.

4.  Konfiks 
     Konfiks adalah afiks yang terdiri dari prefiks dan sufiks yang ditempatkan di antara kata dasar. Kata "konfiks" berasal dari bahasa Latin con- (dengan), dan -fix (tambahan). Afiks ini sering dijumpai di dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di Indonesia. 
     

B. Bahasa Asing


    Bahasa asing merupakan bahasa yang tidak digunakan oleh orang yang tinggal di sebuah tempat yang tertentu: misalnya, bahasa Indonesia dianggap sebagai sebuah bahasa yang asing di Australia.
     Bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa yang tidak digunakan di tanah air / negara asal seseorang, misalnya; seorang penutur bahasa Indonesia yang tinggal di Australia boleh mengatakan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang asing untuk dirinya sendiri. Walau bagaimanapun juga, kedua definisi tersebut masihlah kurang meliputi arti 'bahasa asing' secara keseluruhan. Lagipula, istilah 'bahasa asing' kadang-kadang diterapkan dengan cara yang dapat menyesatkan orang lain atau yang kurang tepat.

3.  Upaya Pengindonesiaan


     Di dalam upaya pengIndonesiaan, memang ada beberapa tahap yang dilakukan. Tahap itu antara lain adalah penerjemahan dan penyerapan. Penerjemaahan dilakukan dengan memanfaatkan antara lain, kosakata Bahasa Indonesia sebagai padanannya. Ada pertimbangan dalam penerjemahan itu, yakni ketepatan terjemahan dengan konsepnya. hal ini penting agar istilah terjemahan itu tidak berbeda dengan konsep istilah asingnya. caranya dapat dilakukan melalui terjemahan kata perkata (harafiah) ataupun melalui pengalhan konsepnya. Contoh : Money lundring diterjemahkan dengan pencucian uang. Istilah ini dalam bahasa asingnya terdiri dari dua unsur, yaitu money 'uang' dan undring 'pencucian'.

4.  Definisi Makna Kata


     Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu (Tjiptadi, 1984:19).
Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni makna donatif, makna konotatif, makna leksikal, makna gramatikal.

A.  Makna Denotatif


     Sebuah kata mengandung kata denotatif, bila kata itu mengacu atau menunjukan pengertian atau makna yang sebenarnya. Kata yang mengandung makna denotative digunakan dalam bahasa ilmiah, karena itu dalam bahasa ilmiah seseorang ingin menyampaikan gagasannya. Agar gagasan yang disampaikantidak menimbulkan tafsiran ganda, ia harus menyampaikan gagasannya dengan kata-kata yang mengandung makna denotative.
     Makna denotatif ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan Maskurun (1984:10).

B.  Makna Konotatif


     Sebuah kata mengandung makna konotatif, bila kata-kata itu mengandung nilai-nilai emosi tertentu. Dalam berbahasa orang tidak hanya mengungkap gagasan, pendapat atau isi pikiran. Tetapi juga mengungkapakan emosi-emosi tertentu. Mungkin saja kata-kata yang dipakai sama, akan tetapi karena adanya kandungan emosi yang dimuatnya menyebabkan kata-kata yang diucapkan mengandung makna konotatif disamping mkna denotatif.
      Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan criteria-kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.

C.  Makna Leksikal


     Makna Leksikal ialah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus, istilah leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus. Makna kata yang sesuai dengan kamus inilah kata yang bermakna leksikal. Misalnya : Batin (hati), Belai (usap), Cela (cacat).

D.  Makna Gramatikal 


     Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh dari hasil perstiwa tata bahasa, istilah gramatikal dari kata grammar yang artinya tata bahasa. Makna gramatikal sebagau hasil peristiwa tata bahasa ini sering disebut juga nosi. Misalnya : Nosi-an pada kata gantungan adalah alat.

E. Makna Asosiatif


     Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar bahasa. Ia berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai bahasa, perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai bahasa dan perkembangan kata sesuai kehendak pemakai bahasa. Makna asositif dibagi menjadi beberapa macam, seperti makna kolokatif, makna reflektif, makna stilistik, makna afektif, dan makna interpretatif.

          1. Makna Kolokatif 
              Makna kolokatif lebih berhubungan dengan penempatan makna dalam frase sebuah bahasa. Kata kaya dan miskin terbatas pada kelompok farase. Makna kolokatif adalah makna kata yang ditentukan oleh penggunaannya dalam kalimat. Kata yang bermakna kolokatif memiliki makna yang sebenarnya.

          2. Makna Reflektif
            Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan konseptual yang lain, dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat sacral, suci/tabu terlarang, kurang sopan, atau haram serta diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman sejarah.

           3. Makna Stilistika
            Makna stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau situasi dan lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu sendiri merupakan salah satu cirri pembeda utama dari mahluk lain didunia ini. Mengenai bahasa secara tidak langsung akan berbicara mempelajari kosa kata yang terdapat dalam bahasa yang digunakan pada eaktu komunikasi itu.

            4. Makna Afektif
            Makna ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang digunakan dalam berbahasa.

            5. Makna interpretatif 
           Makna interpretatif adalah makna yang berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan dari pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca atau mendengarkan (parera,1991:72).

5.  Sinonim, Harmonisasi, Hiponim, Polisemi, & Antonim.


A.  Sinonim


     Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.

B.  Harmonisasi


      Harmonisasi adalah penyelarasan beberapa kata sehingga memiliki arti yang lebih beragam.

C.  Hiponim


     Dalam semantik, hiponim adalah suatu kata atau frasa yang maknanya tercakup dalam kata atau frasa lain yang lebih umum, yang disebut hiperonim atau hipernim. Suatu hiponim adalah anggota kelompok dari hiperonimnya dan beberapa hiponim yang memiliki hiperonim yang sama disebut dengan kohiponim.

D.  Polisemi


      Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.

E. Antonim


   Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.



Sumber Referensi:

* http://id.wikipedia.org/wiki/Kata/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Afiks/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Awalan/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Sisipan/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Akhiran/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_asing/

* http://tifaniffa.blogspot.com/2013/10/kata-dan-pilihan-kata.html/

* http://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenis-makna-kata.html/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Antonim/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Polisemi/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Hiponim/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Sinonim/


Categories:
:cendolbig :batabig :ilovekaskus :kiss :najis :marah :repost :sup2 :takut :shakehand2 :hammer :toast :cystg :selamat :2thumbup :matabelo :request :babyboy1 :sorry :travel :kimpoi :ultah :rate5 :bola :kbgt :iloveindonesia :maho :nosara :berduka :ngakak :recsel :ngacir2 :bingung :cd :peluk :hoax :dp :malu :cekpm :thumbup :angel1 :kr :nohope :ngacir :salahkamar :cool :sup :mewek :babyboy :babygirl

Leave a Reply