Alinea

1.  Pengertian


       Alinea, dari kata Latin a linea, merujuk pada pilcrow (¶) yang menandakan paragraf baru. Penjelasan singkatnya, alinea disebut juga paragraf atau bait adalah suatu pertanda dari sebagian cerita, dimana ditandai dengan menjorok kedalamnya baris pertama pada paragraf dari pada baris-baris lainya.

2.  Macam-Macam Alinea

       A.  Berdasarkan sifat dan tujuannya, alinea dapat dibedakan menjadi :
             Alinea Pembuka
             Alinea Penghubung
             Alinea Penutup
       B.  Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat dibedakan menjadi :
            Alinea persuatif
            Alinea argumentatif
            Alinea naratif
            Alinea deskriptif
            Alinea ekspositoris
      C.  Berdasarkan fungsi, alinea dapat dibedakan menjadi :
           Alinea Pembuka
           Alinea Pengembang
           Alinea Penutup

3.  Syarat-syarat Pembentukan  Alinea

      Adapun syarat - syarat dari alinea yaitu :
      1.  Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu
           hal suatu hal tertentu.
      2.  Koherensi, (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk
           alinea itu).
      3.  Perkembangan alinea, (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan 
           yang membina alinea-alinea itu)
      4.  Efektif, dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

4.  Macam-macam Bentuk Penempatan Kalimat Topik

      A.  Contoh paragraf atau alinea dengan kalimat topik di awal paragraf (Deduktif):
       
            Lukisan-lukisan itu dirampas rejim Nazi selama berkuasa dari 1933 sampai 1945, dari para kolektor Yahudi. Para kolektor Yahudi dipaksa menjual koleksi lukisan mereka dengan harga sangat murah atau lukisan mereka dirampas begitu saja setelah dinyatakan sebagai karya seni tidak bermutu.

       B.  Contoh paragraf atau alinea dengan kalimat topik di akhir paragraf (Induktif) :
             
             Majalah "Focus" memberitakan, ayah Cornelius Gurlitt adalah seorang pedagang dan kolektor lukisan yang cukup terkenal selama Perang Dunia II, Hildebrand Gurlitt. Setelah Nazi naik ke tampuk kekuasaan, ia sempat dipecat dari jabatannya sebagai Direktur Musium Hamburg. Namun karena ia punya jaringan luas di dunia seni, ia akhirnya ditugaskan untuk menjual karya seni rampasan Nazi.

       C.  Contoh paragraf atau alinea dengan kalimat topik di awal dan di akhir paragraf (Deduktif-Induktif) :

             Rejim Nazi menyita dan menyimpan ribuan lukisan milik warga Yahudi selama perang. Hildebrand Gurlitt lalu menyembunyikan lukisan-lukisan tersebut setelah perang. Kepada pihak berwenang ia mengatakan, semua lukisan sudah hancur terbakar dalam serangan bom selama perang. Ternyata ia mewariskan barang-barang berharga itu kepada anaknya.

Perkembangan Alinea

1.  Klasifikasi


       A.  Klimaks Dan Anti Klimaks
             Perkembanagn gagasan dalam sebuah alinea dapat disusun dengan mempergunakan dasar klimaks, yaitu gagasan utama yang mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya. Berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan bawahan disusun dengan sekian macam sehingga tiap gagasan yang berikut lebih tinggi kepentingannya dari gagasan sebelumnya.
            Variasi dari klimaks adalah antiklimaks yaitu, penulis memulai dari gagasan yang dianggap paling tinggi kedudukannya kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan yang lebih rendah dan semakin rendah.

       B.  Sudut Pandangan
            Yang dimaksud sudut pandangan adalah tempat dimana seorang pengarang melihat sesuatu. Tapi, sudut pandang pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan atas suatu barang dari atas atau dari bawah. Tetapi, bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil suatu posisi tertentu. Bagaimana seseorang menggambarkan isi sebuah ruang? Pertama-tama ia harus mengambil sebuah posisi tertentu, kemudian secara perlahan-lahan berurutan menggambarkan barang demi barang yang terdapat dalam ruangan tersebut, dimulai dari yang paling dekat berangsur-angsur kebelakang. Sebab itu, urutan ini juga disebut urutan ruang-ruang. 

       C.  Perbandingan Dan Pertentangan
            Yaitu suatu cara dimana pengarang menunjukkan kesamaan / perbedaan antara dua orang bjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu. Kita dapat membandingkan misalnya dua tokoh pendidikan, bagaimana politik pendidikan yang dijalankannya dengan memperhatikan pola segi-segi lain untuk menerangkan gagasan sentral itu. Maksudnya untuk sampai kepada suatu penilain yang relatif mengenai ke dua tokoh tersebut. Segi-segi perbandingan dan pertentangan harus disusun sekian macam sehingga kita dapat sampai kepada gagasan sentralnya.

       D.  Analogi
             Bila perbandingan dipertentangan memberi sejumlah ketidaksamaan dan perbedaan antar 2 hal, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari 2 hal yang berbeda tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi/ fungsi dari kedua hal tadi sebagai menunjukkan kesamaan-kesamaan antara 2 barang/ hal yang berlainan kelasnya. Bila seorang mengatakan: Awan dari ledakan bom atom itu, membentuk sebuah cendawan raksasa, maka perbandingan antara awan ledakan atom dan cendawan. Merupakan sebuah analogi sebab kedua hal itu sangat bebeda kelasnya, keduali kesamaan bentuknya.

       E.  Contoh
            Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya, atau generalisasi-generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga daapt difahami oleh pmebaca. Untuk ilustrasi terhadap gagasan-gagasan atau pendapat yang umum itu maka sering dipergunakan contoh-contoh yang konkret, yang mengambil tempat dalam sbuah alinea, tetapi harus diingat bahwa sebuah contoh sama sekali tidak berfungsi untuk membuktikan pendapat seseorang. Tetapi dipakai sekedar untuk menjelaskan maksud penulis dan hal ini pengalaman-pengalaman pribadi merupakan bahan yang paling efektif untuk setiap pengarang.

       F. Proses
           Sebuah dasar lain yang dapat juga dipergunakan untuk menjaga agar perkembangan sebuah alinea dapat disusun secara teratur adalah proses. Proses merupakan suatu urutan dari suatu kejadian/ peristiwa.

Dalam menyusun sebuah proses diperlukan hal-hal sebagai berikut:


#  Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh
#  Penulis harus membagi proses tersebut atas tahap-tahap kejadiannya, bila tahap-tahap kejadian ini
    berlangsung dalam waktu-waktu yang berlainan, maka penulis harus memisahkan dan mengurutkannya
    secara kronologis
#  Penulis harus menjelaskan tiap tahap dalam detail yang cukup tegas sehingga pembacaan dapat melihat
    seluruh proses itu dengan jelas.Sehigga proses itu menyangkut jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
    bagaimana mengerjakan hal itu? Bagaimana bekerjanya? Bagaimana barang itu disusun? Bagaimana hal itu
    terjadi?.

       G.  Sebab-Akibat
             Perkembangan sebuah alinea dapat juga pula dinyatakan dengan mempergunakan sebab-akibat sebagai dasar, dan hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi daapt juga dibalik akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciaanya.
              Persoalannya sebab akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses, bila proses itu dipecah-pecahkan untuk mencari hubungan antara bagian-bagianya, maka proses itu dapat dinamakan proses kausal/ proses sebab akibat. Sebuah variasi dari sebab akibat ini adalah pemecahan masalah, pemecahan maslah yang bertolak dari hubungan kausal, tetapi tidak berhenti disitu saja, ia masih berjalan lebih lanjut menunjukkan jalan-jalan keluar untuk menjauhkan sebab-sebab tersebut atau menjauhkan akibat yang dihasilkan oleh sebab-sebab.

       H.  Umum-Khusus Dan Khusus-Umum
             Kedua cara ini, yaitu umum-khusus dan khusus-umum cara ini merupakan cara yang paling umum untuk mengembangkan gagasan-gagasan dalam sebuah alinea secara teratu. Dalam hal yang pertama gagasan utamanya di tempatkan pada awal alinwa, serta pengkhususan atau perincian-perincianya terdapat dalam kalimat berikutnya, sebaliknya dalam hal yang kedua mula-muladikemukakan perincianya, kemudian pada akhir alinea generalisasinya. Jadi yang satu bersifat deduktif, sedangkan lainnya bersifat induktif.
             Sebuah variasi dalam kedua jenis alinea itu adalah semacam penggabungan. Yaitu pada awal alinea terdapat gagasan utamanya ( jadi bersifat umum-khusus). Tetapi pada akhir alinea gagasan utama tadi diulang sekali lagi ( jadi bersifat khusus-umum ).

       I.  Klasifikasi
           Yang dimaksud dengna klasifikasi adalah sebuah proses untuk mengelompkkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Sebab itu klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan.yaitu pertama, mempersatukan satuan-satuan kedalam kelompok, dan kedua, memisahkan kesatuan tadi dari kelompok yang lain. Dengan demikian klasifikasi mempunyai persamaan-persamaan tertentu baik dengan pertentangan dan perbandingan maupun dengan umum-khusus dan khusus-umum

       J.  Definisi luas
            Yang dimaksud definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal. Disini kita tidak menghadapi hanya satu kalimat ( lihat definisi dalam baggian tentang kalimat), tetapi suatu rangkaian kalimat yag membentuk sebuah alinea. Malahan kadang-kadang untuk memberi pengertian yang bulat tentang pengertian itu, satu alinea dianggap belum cukup, sehingga diperlukan rangkaian dari pada alinea-alinea. Malahan dapat pulan dalam bentuk sebuah buku. Namun prinsip-prinsip definisi tetap sama. Di sini kita lebih sering menghadapi sebuah definisi luas daripada definisi formal biasa, atau definisi dengan menerapkan etimmologi kata atau istilah tersebut.
             Cara apapun yang dipergunakan untuk memperoloh kebulatan alinwa, prinsip kesatuan ide, perpaduan ( koherensi ) dan perkembangan yang baik tidak boleh dilanggar begitu saja. Pelanggaran atas prinsip-prinsip tersebut mengakibatkan tergangunya konsentrasi atas ide sentralnya.

       K.  Perkembangan Dan Kepaduan Antar Alinea
             Kesatuan-kesatuan yang kita sebut alinea ini tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu unsur yang kecil dalam sebuah unit yang lebih besar, entah berupa bab maupun untu yang berupa sebuah karangan yang lengkap. Karena alinea merupakan unit yang lebih kecil, maka harus dijaga agar hubungan antara alinwa yang satu dengan alinea yang lain, yang bersama-sama membentuk unit yang lebih besar itu terjalin dengan baik.
             Tiap tulisan yang baik selalu akan berlolak dari sebuah tesis karya ilmiah. Tesis itulah yang dikembangkan dalam alinea-alinea yang mempunyai pertaliann yang jelas, baik pertalian dalam perkembangan gagasan maupun perpaduan alinea-alineanya. Karena hubungan yang jelas itulah pembaca dapat mengikuti uraian itu dengan jelas dan mudah.
             Seperti halnya dengan alinea, maka perpaduan antara alinea dapat juga dijamin dengan cara-cara seperti yang telah digunakan dalam sebuah alinea yaitu: repitisi yang dinamakan anafora. Anafora adalah perulangan kata yang sama pada kalimat yang berurutan atau dalam hal ini juga pada awal alinea yang berurutan. Disamping kata-kata kunci bisa dipergunakan kata ganti.

Artikel

Ratusan Lukisan Rampasan Nazi Ditemukan

          Seorang Jerman menyimpan ratusan lukisan terkenal rampasan Nazi di rumahnya. Diantaranya lukisan dari Pablo Picasso, Henri Matisse, Marc Chagall dan Max Liebermann.
          Seorang warga München menyimpan sekitar 1.400 lukisan dan sketsa rampasan rejim Nazi di rumahnya. Lukisan-lukisan terkenal itu selama ini dianggap hilang. Diantaranya puluhan lukisan dari Pablo Picasso, Henri Matisse, Marc Chagall, Paul Klee, Emil Nolde dan Max Liebermann.
          Lukisan-lukisan itu dirampas rejim Nazi selama berkuasa dari 1933 sampai 1945, dari para kolektor Yahudi. Para kolektor Yahudi dipaksa menjual koleksi lukisan mereka dengan harga sangat murah atau lukisan mereka dirampas begitu saja setelah dinyatakan sebagai karya seni tidak bermutu.
          Menurut majalah berita "Focus", lukisan-lukisan itu ditemukan di rumah seorang warga München Cornelius Gurlitt yang berusia sekitar 80 tahun dan hidup sendiri. Lukisan itu disimpan di samping tumpukan sampah dan makanan kaleng yang sudah kadaluarsa.
          Gurlitt sempat diperiksa petugas pajak dalam perjalanan ke Swiss karena membawa uang tunai 9.000 Euro pada tahun 2010. Petugas pajak menjadi curiga dan menguntit pria tersebut. Awal 2012, polisi lalu menggeledah rumahnya dan menemukan lukisan-lukisan itu. Tapi kasus tersebut dirahasiakan polisi sampai akhirnya diungkap majalah "Focus".
          Majalah "Focus" memberitakan, ayah Cornelius Gurlitt adalah seorang pedagang dan kolektor lukisan yang cukup terkenal selama Perang Dunia II, Hildebrand Gurlitt. Setelah Nazi naik ke tampuk kekuasaan, ia sempat dipecat dari jabatannya sebagai Direktur Musium Hamburg. Namun karena ia punya jaringan luas di dunia seni, ia akhirnya ditugaskan untuk menjual karya seni rampasan Nazi.
          Rejim Nazi menyita dan menyimpan ribuan lukisan milik warga Yahudi selama perang. Hildebrand Gurlitt lalu menyembunyikan lukisan-lukisan tersebut setelah perang. Kepada pihak berwenang ia mengatakan, semua lukisan sudah hancur terbakar dalam serangan bom selama perang. Ternyata ia mewariskan barang-barang berharga itu kepada anaknya.
          Cornelius Gurlitt sempat menjual beberapa lukisan di Jerman dan Swiss dan hidup dari uang penjualan itu. Ketika polisi menyita lukisannya, ia tidak melakukan perlawanan. Barang-barang tersebut saat ini disimpan di kantor pajak Garching. Seorang ahli sejarah seni ditugaskan memeriksa keasliannya.Menurut pengamat hukum, jika pemilik lukisan-lukisan itu tidak bisa diidentifikasi lagi, maka karya-karya tersebut harus dikembalikan kepada pemiliknya yang sekarang. Ia mungkin hanya menghadapi gugatan penggelapan pajak.


Sumber Referensi:

* http://raipeza24.blogspot.com/2011/10/pengertian-paragraf-alenia.html/

* http://mziadilmi.blogspot.com/2013/01/pengertianstrukturtujuanmacam.html/

* http://www.dw.de/ratusan-lukisan-rampasan-nazi-ditemukan/a-17202909?maca=ind-rss-ind-all-1487-rdf/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Alinea/



Kalimat Efektif


1. Pengertian


    Kalimat adalah rangkaian kata yang memiliki makna atau ungkapan. Dari sisi pendengar, kalimat yang diutarakan bisa berisi perintah, pertanyaan, atau penjelasan. Lalu dari sisi penutur, kalimat mengandung ungkapan atau makna tertentu. Kata efektif umumnya bermakna tepat guna. Makna Kalimat efektif adalah kalimat yang tepat secara pemilihan kosa kata, susunan kalimat, penyesuaian pendengar, dan ketepatan pengucapan kalimat dalam kondisi kebahasaan tertentu. Berikut beberapa definisi kalimat efektif berdasarkan para ahli bahasa:

          1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)

          2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga dengan mudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

          3.Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

          4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.

2. Hal-hal Yang Berhubungan Dengan Kalimat Efektif


     Hal yang berhubungan dengan kalimat efektif adalah Alinea. Alinea adalah satu kesatuan pikiran, satu kesatuan yang lebih tinggi dari sebuah kalimat . Alinea disebut juga paragraf.
     Alinea merupakan himpunan yang saling berkaitan untuk membuat sebuah gagasan dari sang penulis. Pembentukan sebuah alinea harus mempunyai tujuan dimana sang penulis harus menceritakan idenya kedalam suatu cerita dan menegaskan perhatian secara wajar diakhir kalimat.

Syarat-syarat pembentukan Alinea :

1. Kesatuan : Semua kalimat yang mendukung alinea secara bersama-sama mendukung sebuah ide.
2. Koherensi : Saling berhubungan sebuah kalimat dengan kalimat lainnya yang membentuk sebuah alinea.
3. Pengembangan : Sebuah alinea memiliki pengembangan gagasan/ide dengan menggunakan kalimat pendukung.
4. Efektif : Dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ide akan disampaikan secara tepat.

Pola Pengembangan Alinea :

A.  Alinea deduktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian awal kalimat.
B.  Alinea induktif : Kalimat utamanya terdapat pada bagian akhir kalimat.
C.  Alinea campuran : Kalimat utamanya terletak di awal dan ditegaskan kembali pada bagian akhir.
D.  Alinea diskriptif : Kalimat utama yang tersirat pada seluruh kalimat di paragraph tersebut.

     Disetiap alinea pasti ada kalimat yang saling berhubungan dengan kalimat lainnya. Maka pada saat melakukan penulisan, kita harus memiliki dua buah kalimat penting yaitu kalimat utama dan kalimat penjelas.

A.  Kalimat Utama

      Biasanya kalimat utama diletakkan pada awal kalimat, tetapi kalimat utama bisa diletakkan ditengah maupun diakhir kalimat. Kalimat utama adalah kalimat inti dari sebuah gagasan yang berisi sebuah pernyataan dan akan dijelaskan oleh kalimat penjelas.

B.  Kalimat Penjelas

      Kalimat Penjelas adalah kalimat yang memberikan penjelasan ide dari kalimat utama suatu paragraph.

Ide Pokok memiliki berbagai ciri-ciri. Ciri-ciri Ide Pokok antara lain sebagai berikut:

A.  Berupa pikiran utama atau gagasan utama.
B.  Mengandung pokok persoalan atau inti persoalan.
C.  Letak ide pokok di awal paragraf(deduktif),akhir paragraf(induktif),awal dan akhir paragraf(deduktif induktif),dan menyebar diseluruh kalmat(paragraf narasi dan deskripsi).
D.  Dinyatakan secara eksplisit dalam kalimat utama atau kalimat topik.
E.   Ide pokok dituangkan dalam satu kalimat dan kalimat tersebut disebut juga kalimat utama.
F.   Biasanya kalimat utama dapat diidentifikasi dengan mudah.Kata kunci yang menunjukan

Macam macam paragraf menurut letak atau keberadaan kalimat utamnya antara lain sebagai berikut:

A.   Paragraf Deduktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di awal paragraf. Gagasan utamaatau pokok persoalan paragraf itu dinyatakan dalam kalimat pertama. Kemudian disusul dengan kalimat-kalimat penjelas.

Contoh: 
            Lukisan-lukisan itu dirampas rejim Nazi selama berkuasa dari 1933 sampai 1945, dari para kolektor Yahudi. Para kolektor Yahudi dipaksa menjual koleksi lukisan mereka dengan harga sangat murah atau lukisan mereka dirampas begitu saja setelah dinyatakan sebagai karya seni tidak bermutu.

B.   Paragraf Induktif adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak di akhir paragraf. Mula mula dikemukakan fakta fakta ataupun uraian uraian. Kemudian dari fakta fakta itu penulis menggeneralisasikannya ke dalam sebuah kalimat.

Contoh:
             Majalah "Focus" memberitakan, ayah Cornelius Gurlitt adalah seorang pedagang dan kolektor lukisan yang cukup terkenal selama Perang Dunia II, Hildebrand Gurlitt. Setelah Nazi naik ke tampuk kekuasaan, ia sempat dipecat dari jabatannya sebagai Direktur Musium Hamburg. Namun karena ia punya jaringan luas di dunia seni, ia akhirnya ditugaskan untuk menjual karya seni rampasan Nazi.

C.   Paragraf Campuran(Deduktif-Induktif) adalah paragraf yang gagasan utamanya terletak pada kalimat pertama dan terakhir.Dalam paragraf ini terdapat dua kalimat utama.Kalimat terakhir umunya mengulangi gagasan yang dinyatakan kalimat pertama dengan sedikit tekanan atau variasi.

Contoh:
           Rejim Nazi menyita dan menyimpan ribuan lukisan milik warga Yahudi selama perang. Hildebrand Gurlitt lalu menyembunyikan lukisan-lukisan tersebut setelah perang. Kepada pihak berwenang ia mengatakan, semua lukisan sudah hancur terbakar dalam serangan bom selama perang. Ternyata ia mewariskan barang-barang berharga itu kepada anaknya.


Sumber Referensi:

* http://boltx.heck.in/pengertian-ciri-ciri-kalimat-efektif-ser.xhtml/

* http://chanylinesusi.blogspot.com/2013/10/kata-pilihan-kata-serta-kalimat-efektif.html/

* http://www.dw.de/ratusan-lukisan-rampasan-nazi-ditemukan/a-17202909?maca=ind-rss-ind-all-1487-rdf/



Kata dan Pemilihan Kata


1.  Pengertian Kata.


     Kata atau ayat adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat.
     
     Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata:
     A. Elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa
         B.  Konversasi, bahasa
        C.  Morfem atau kombinasi beberapa morfem yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas
       D.  Unit bahasa yang dapat berdiri sendiri dan terdiri dari satu morfem (contoh kata) atau beberapa morfem gabungan (contoh perkataan)
     
     Definisi pertama KBBI bisa diartikan sebagai leksem yang bisa menjadi lema atau entri sebuah kamus. Lalu definisi kedua mirip dengan salah satu arti sesungguhnya kathā dalam bahasa Sanskerta. Kemudian definisi ketiga dan keempat bisa diartikan sebagai sebuah morfem atau gabungan morfem.

2.  Imbuhan & Bahasa Asing.

     

A. Imbuhan

     Afiks atau imbuhan adalah bunyi yang ditambahkan pada sebuah kata - entah di awal, di akhir, di tengah, atau gabungan dari antara tiga itu - untuk membentuk kata baru yang artinya berhubungan dengan kata yang pertama.
     Imbuhan digolongkan berdasarkan posisi penambahannya sebagai berikut:

1.  Prefiks
      Awalan atau prefiks adalah sebuah afiks yang dibubuhkan pada awal sebuah kata dasar. Kata "prefiks" sendiri diserap dari kata "prefix" yang terdiri dari kata dasar "fix" yang berarti "membubuhi" dan prefiks "pre-", yang berarti "sebelum".
     Bahasa Indonesia terutama banyak menggunakan prefiks untuk menurunkan sebuah kata. Dalam studi bahasa Semitik, sebuah prefiks disebut dengan "preformatif", karena prefiks dapat mengubah bentuk kata yang dibubuhinya.

2.  Infiks
     Infiks atau sisipan adalah afiks yang dibubuhkan pada tengah-tengah kata. Beberapa bahasa yang memiliki infiks misalnya bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan bahasa Tagalog, dan beberapa bahasa lainnya.

3.  Sufiks 
     Surfiks atau akhiran adalah afiks yang dibubuhkan pada akhir sebuah kata. Dalam bahasa Indonesia, "-nya", sebagai contoh adalah sebuah sufiks.

4.  Konfiks 
     Konfiks adalah afiks yang terdiri dari prefiks dan sufiks yang ditempatkan di antara kata dasar. Kata "konfiks" berasal dari bahasa Latin con- (dengan), dan -fix (tambahan). Afiks ini sering dijumpai di dalam bahasa Indonesia dan bahasa-bahasa daerah di Indonesia. 
     

B. Bahasa Asing


    Bahasa asing merupakan bahasa yang tidak digunakan oleh orang yang tinggal di sebuah tempat yang tertentu: misalnya, bahasa Indonesia dianggap sebagai sebuah bahasa yang asing di Australia.
     Bahasa asing juga merupakan sebuah bahasa yang tidak digunakan di tanah air / negara asal seseorang, misalnya; seorang penutur bahasa Indonesia yang tinggal di Australia boleh mengatakan bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang asing untuk dirinya sendiri. Walau bagaimanapun juga, kedua definisi tersebut masihlah kurang meliputi arti 'bahasa asing' secara keseluruhan. Lagipula, istilah 'bahasa asing' kadang-kadang diterapkan dengan cara yang dapat menyesatkan orang lain atau yang kurang tepat.

3.  Upaya Pengindonesiaan


     Di dalam upaya pengIndonesiaan, memang ada beberapa tahap yang dilakukan. Tahap itu antara lain adalah penerjemahan dan penyerapan. Penerjemaahan dilakukan dengan memanfaatkan antara lain, kosakata Bahasa Indonesia sebagai padanannya. Ada pertimbangan dalam penerjemahan itu, yakni ketepatan terjemahan dengan konsepnya. hal ini penting agar istilah terjemahan itu tidak berbeda dengan konsep istilah asingnya. caranya dapat dilakukan melalui terjemahan kata perkata (harafiah) ataupun melalui pengalhan konsepnya. Contoh : Money lundring diterjemahkan dengan pencucian uang. Istilah ini dalam bahasa asingnya terdiri dari dua unsur, yaitu money 'uang' dan undring 'pencucian'.

4.  Definisi Makna Kata


     Makna adalah arti atau maksud yang tersimpul dari suatu kata, jadi makna dengan bendanya sangat bertautan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak bisa dihubungkan dengan bendanya, peristiwa atau keadaan tertentu maka kita tidak bisa memperoleh makna dari kata itu (Tjiptadi, 1984:19).
Ada beberapa istilah yang berhubungan dengan pengertian makna kata, yakni makna donatif, makna konotatif, makna leksikal, makna gramatikal.

A.  Makna Denotatif


     Sebuah kata mengandung kata denotatif, bila kata itu mengacu atau menunjukan pengertian atau makna yang sebenarnya. Kata yang mengandung makna denotative digunakan dalam bahasa ilmiah, karena itu dalam bahasa ilmiah seseorang ingin menyampaikan gagasannya. Agar gagasan yang disampaikantidak menimbulkan tafsiran ganda, ia harus menyampaikan gagasannya dengan kata-kata yang mengandung makna denotative.
     Makna denotatif ialah makna dasar, umum, apa adanya, netral tidak mencampuri nilai rasa, dan tidak berupa kiasan Maskurun (1984:10).

B.  Makna Konotatif


     Sebuah kata mengandung makna konotatif, bila kata-kata itu mengandung nilai-nilai emosi tertentu. Dalam berbahasa orang tidak hanya mengungkap gagasan, pendapat atau isi pikiran. Tetapi juga mengungkapakan emosi-emosi tertentu. Mungkin saja kata-kata yang dipakai sama, akan tetapi karena adanya kandungan emosi yang dimuatnya menyebabkan kata-kata yang diucapkan mengandung makna konotatif disamping mkna denotatif.
      Makna konotatif adalah makna yang berupa kiasan atau yang disertai nilai rasa, tambahan-tambahan sikap sosial, sikap pribadi sikap dari suatu zaman, dan criteria-kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual.

C.  Makna Leksikal


     Makna Leksikal ialah makna kata seperti yang terdapat dalam kamus, istilah leksikal berasal dari leksikon yang berarti kamus. Makna kata yang sesuai dengan kamus inilah kata yang bermakna leksikal. Misalnya : Batin (hati), Belai (usap), Cela (cacat).

D.  Makna Gramatikal 


     Makna gramatikal adalah makna kata yang diperoleh dari hasil perstiwa tata bahasa, istilah gramatikal dari kata grammar yang artinya tata bahasa. Makna gramatikal sebagau hasil peristiwa tata bahasa ini sering disebut juga nosi. Misalnya : Nosi-an pada kata gantungan adalah alat.

E. Makna Asosiatif


     Makna asosiatif mencakup keseluruhan hubungan makna dengan nalar diluar bahasa. Ia berhubungan dengan masyarakat pemakai bahasa, pribadi memakai bahasa, perasaan pemakai bahasa, nilai-nilai masyarakat pemakai bahasa dan perkembangan kata sesuai kehendak pemakai bahasa. Makna asositif dibagi menjadi beberapa macam, seperti makna kolokatif, makna reflektif, makna stilistik, makna afektif, dan makna interpretatif.

          1. Makna Kolokatif 
              Makna kolokatif lebih berhubungan dengan penempatan makna dalam frase sebuah bahasa. Kata kaya dan miskin terbatas pada kelompok farase. Makna kolokatif adalah makna kata yang ditentukan oleh penggunaannya dalam kalimat. Kata yang bermakna kolokatif memiliki makna yang sebenarnya.

          2. Makna Reflektif
            Makna reflektif adalah makna yang mengandung satu makna konseptual dengan konseptual yang lain, dan cenderung kepada sesuatu yang bersifat sacral, suci/tabu terlarang, kurang sopan, atau haram serta diperoleh berdasarkan pengalaman pribadi atau pengalaman sejarah.

           3. Makna Stilistika
            Makna stilistika adalah makna kata yang digunakan berdasarkan keadaan atau situasi dan lingkungan masyarakat pemakai bahasa itu. Sedangkan bahasa itu sendiri merupakan salah satu cirri pembeda utama dari mahluk lain didunia ini. Mengenai bahasa secara tidak langsung akan berbicara mempelajari kosa kata yang terdapat dalam bahasa yang digunakan pada eaktu komunikasi itu.

            4. Makna Afektif
            Makna ini biasanya dipakai oleh pembicara berdasarkan perasaan yang digunakan dalam berbahasa.

            5. Makna interpretatif 
           Makna interpretatif adalah makna yang berhubungan dengan penafsiran dan tanggapan dari pembaca atau pendengar, menulis atau berbicara, membaca atau mendengarkan (parera,1991:72).

5.  Sinonim, Harmonisasi, Hiponim, Polisemi, & Antonim.


A.  Sinonim


     Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata.

B.  Harmonisasi


      Harmonisasi adalah penyelarasan beberapa kata sehingga memiliki arti yang lebih beragam.

C.  Hiponim


     Dalam semantik, hiponim adalah suatu kata atau frasa yang maknanya tercakup dalam kata atau frasa lain yang lebih umum, yang disebut hiperonim atau hipernim. Suatu hiponim adalah anggota kelompok dari hiperonimnya dan beberapa hiponim yang memiliki hiperonim yang sama disebut dengan kohiponim.

D.  Polisemi


      Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.

E. Antonim


   Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.



Sumber Referensi:

* http://id.wikipedia.org/wiki/Kata/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Afiks/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Awalan/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Sisipan/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Akhiran/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_asing/

* http://tifaniffa.blogspot.com/2013/10/kata-dan-pilihan-kata.html/

* http://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenis-makna-kata.html/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Antonim/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Polisemi/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Hiponim/

* http://id.wikipedia.org/wiki/Sinonim/